Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apakah kalian tidak
berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka?”
Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di
sisi Rabb mereka?” Beliau menjawab: “Mereka menyempurnakan
barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang
berikutnya, dan mereka merapatkan barisan”. (HR. Muslim, An Nasa’i dan
Ibnu Khuzaimah).
Siang menjelang dzuhur. salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari
itu adalah hari Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di
dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis
menjelma menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat
jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air
Pada setiap orang, iblis masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke
dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah
yang hadir. Iblis juga menempel di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil
seorang Kiai, ketika baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata
: "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya.
Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"
Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.
Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai
tercenggung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?", tanya kiai.
Iblis : "Dengan sajadah !".
Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "
Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri
sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga,
mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR,
demi keuntungan besar!"
Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"
Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer
sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat
sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"
Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di
setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa,
masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf
akan renggan. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa
ikut membentangkan sajadah".
Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya
membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki
sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.
Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya,
tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih
kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih
dahulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil
membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar
tertutupi sepertiganya
Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai dialog lagi
"Yang mana ?", tanya kiai
"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang
bebeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka"
Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya
memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan
melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik
sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud,
ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya diatas
sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang
besar. kemudian ia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil
melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya
ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan sampai akhir sholat
sunnah.
Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali
terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas
dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan
dengan orang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar akan meletakkan
diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan
kelas.
Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang memiliki kekayaan, yang
setiap saat harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik
sajadah yang kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat selalu menjadi
sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM
“Rapatkanlah shaf-shaf kalian, saling berdekatanlah, dan luruskanlah
dengan leher-leher (kalian), karena demi Dzat yang jiwaku berada di
dalam genggamannya, sesungguhnya aku melihat setan masuk dari
celah-celah shaf seakan-akan dia adalah kambing kecil.” (HR Abu Dawud)
Sumber : http://zilzaal.blogspot.com/2012/09/cara-iblis-menyesatkan-kita-dengan.html
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar