KATA
PENGANTAR
Pertama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
atas rahmat dan karunianya yang telah diberikn kepad kita. Semoga shalawat dan
salam selalu dilimpahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, beserta
sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Kami menyusun makalah, alhamdulillah telah berhasil
menyelesaikan makalah “Pengantar
Humas”
tentang “Keberadaan Humas Dalam
Organisasi/ Lembaga”. Dan makalah ini kami ajukan sebagai tugas untuk
melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswa.
Semoga dengan tersusunnya
makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami bagaimana atau
seperti apa tujuan humas, fungsi humas,
tugas humas dan kegiatan humas dalam sebuah
organisasi/ lembaga.
Kami menyadari bahwa penulisan
dan penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu adanya
masukan, pendapat, maupun kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat
ridho Allah SWT. Amin.
Samarinda, 26 September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...…………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..…………………… 1
A.
Latar
Belakang ………………...…….……………………………………………………. 1
B.
Rumusan
Masalah ……………………..………………………………………………….. 1
C.
Tujuan
………………………………………………..…………………………………… 1
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………......……………………………………. 2
A. Tujuan Humas ………….…………..................................................................................... 2
B. Fungsi Humas ………………………………….................................................................. 2
C. Peranan Petugas Humas …………....................................................................................... 3
D. Tugas Humas ………………….………………….............................................................. 3
E. Kegiatan Humas ……………………………………………………………....................... 3
BAB
III PENUTUP ………………………………………………………………....…………… 5
Kesimpulan ………………......………………………………………….......………………. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Keberadaan Humas
sebagai
sumber
informasi terpercaya terasa
penting kedudukannya
di era globalisasi seperti saat ini. Bidang profesi Humas merupakan
salah
satu aspek
manajemen yang
diperlukan
oleh setiap
organisasi.
Baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi non komersial.
Aktivitas utama
Humas,
salah
satunya
adalah
melakukan fungsi-fungsi “manajemen komunikasi” antara organisasi/ lembaga yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya (Ruslan, 2008:85). Dalam suatu perusahaan, komunikasi
menduduki peran yang penting dalam kehidupan publiknya baik itu publik internal maupun eksternalnya. Menurut Ruslan (2008:82) peran
penting ini sesuai dengan
fungsi
komunikasi
yang bersifat persuasif, edukatif
dan informatif.
Sebab
tanpa komunikasi maka
tidak
adanya proses interaksi
saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya.
Setiap perusahaan/ organisasi memiliki sendiri khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah organisasi senantiasa menjalin komunikasi baik secara internal maupun eksternal. (Jefkins, 2004:80). Komunikasi yang berlangsung antara top manajemen dengan karyawannya atau perusahaan dengan publiknya tidak terjadi secara tatap muka. Agar lebih efisien dalam pembentukan informasi dan opini publik, Humas memerlukan media komunikasi. Komunikasi tatap muka bisa terjadi selintas, tetapi dengan adanya media komunikasi bisa menjadi jembatan komunikasi antara top manajemen dengan karyawannya (Soemirat,
Erdianto, 2003:27)
B. Rumusan
masalah
1. Apa tujuan humas terhadap
organisasi/ lembaga?
2. Apa fungsi humas terhadap
organisasi/ lembaga?
3. Apa peranan petugas humas dalam
sebuah organisasi/ lembaga?
4. Apa tugas humas dalam sebuah
organisasi/ lembaga?
5. Apa kegiatan humas yang dilakukan
dalam sebuah organisasi/ lembaga?
C. Tujuan
1. Mengetahui tujuan humas terhadap
organisasi/ lembaga
2. Mengetahui fungsi humas terhadap
organisasi/ lembaga?
3. Mengetahui peranan petugas humas
dalam sebuah organisasi/ lembaga
4. Mengetahui tugas humas dalam
sebuah organisasi/ lembaga
5. Mengetahui kegiatan humas yang
dilakukan dalam sebuah organisasi/ lembaga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Humas
Humas
pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat
dianalogika dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan
kognisi, afeksi dan perilaku komunikasi. Dalam tujuan humas dapat menjaga dan
terbentuknya kognisi, afeksi, dan perilaku positif public terhadap organisasi/
lembaga.
Namun,
karena kata “relations” menunjukkan
kata kerja aktif, maka harus dilihat tujuan ini berdasarkan kepentingan kedua
belah pihak (organisasi dan public). Artinya, meskipun humas pada dasarnya
“milik” organisasi/ lembaga yang membayarnya, namun tujuan humas pada dasarnya
“milik” organisasi/ lembaga yang netral atau bersifat katalisator antara tujuan
organisasi/ lembaga dengan tujuan public.
1.
Terpelihara
dan terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognisi)
Saling pengertian dimulai dari saling
mengetahui atau mengenal. Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” pada banyak
fenomena memberikan jalan disitulah humas berawal.tujuan humas pad akhirnya
adalah membuat public atau organisasi saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan,
kepentingan, harapan maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas
kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling
kenal dan mengerti tersebut. Dapat diambil contoh tujuan hubungan organisasi/
lembaga dengan public pers (external
public relations). Jadi dapat disimpulkan tugas humas kemudian adalah
mempertemukan dua kepeentingan untuk saling mengerti.
2.
Menjaga
dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi)
B.
Fungsi Humas
Berbicara
fungsi berarti bicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/
lembaga. Dalam buku Public Relations
: Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua
fungsi PR, yaitu:
1. Fungsi Konstruktif
Peranan
humas dalam hal ini yaitu mempersiapkan mental public untuk menerima kebijakan
organisasi/ lembaga, humas menyiapkan “mental” organisasi/ lembaga untuk
memahami kepentingan public, humas mengevaluasi perilaku public maupun
organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen, humas menyiapkan pra
kondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu
terhadap tujuan-tujuan public dan organisasi/ lembaga yang diwakilinya. Fungsi
ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas
bertindak secara preventif (mencegah).
2. Fungsi korektif
Apabila
sebuah organisasi/ lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka
humas harus berperan dalam mengatasai terselesaikannya masalah tersebut.
Sementara pada saat situasi “aman-aman” saja humas dibuat “nganggur” atau
disfungsi. Lebih aneh lagi, seringkali humas disalahkan bila dalam penanganan
krisis menunjukkan tanda-tanda kegagalan.
Sementara Cutlip and Center mengatakan fungsi PR meliputi :
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan
organisasi
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik
dengan menyebarkan
informasi dari perusahaan kepada public dan menyalurkan opini public pada
perusahaan
3. Melayani public dan memberikan nasihat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum
4. Membina hubungan harmonis antara organisasi dan public, baik internal maupun
eksternal
C. Peranan Petugas Humas
Peranan petugas humas dapat dibedakan menjadi dua
yakni peranan managerial (communication
manage role) dan peranan teknis (communication
technician role). Peranan manajerial dikenal dengan peranan ditingkat messo
(manajemen) dapat diuraikan menjadi tiga peranan yakni expert preciber communication, problem solving process facilitator
dan communication facilitator.
Sehingga terdapat empat peranannya yaitu:
1.
Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai yang ahli. Dia menasihati
pimpinan perusahaan/ organisasi. hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan
dokter dan pasien
2.
Problem Solving Process Facilitator
Peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan
masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam
setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan
menjadi leader dalam penanganan
krisis manajemen.
3.
Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi
antara perusahaaan/ organisasi dengan public. Baik public eksternal maupun internal.
Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara public
dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadi miss communication.
4.
Technical Communication
Disini petugas humas dianggap sebagai pelaksana
tekhnis komunikasi. Dia menyediakan layanan dibagian tekhnis, sementara
kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan
merupakan keputusan petugas humas, melainkan
keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.
Peranan
petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal antara lain; system budaya
organisasi/ perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas,
struktur organisasi/ perusahaan yang menentukan wewenang dengan kewajiban
humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi/ perusahaan. Sementara
peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga ditingkat messo atau manajerial.
D.
Tugas Humas
Ada tiga
tugas humas dalam organisasi/ lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fungsi humas, yaitu :
1. Meginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku public. Kemudian direkomendasikan kepada
manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/ lembaga. Kecenderungan perilaku public diklasifikasikan dengan baik menjadi empat
situasi dan kondisi kecenderungan public yang dihadapi humas yakni tidak tahu,
apatis, prasangka dan memusuhi. Maka tugas humas adalah merubah public yang
tidak tahu menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka menjadi
menerima dan yang memusuhi menjadi simpati. Tugas ini melekat dengan kemampuan
praktisi humas dalam mengamati dan meneliti perilaku dalam kajian ilmu-ilmu
sosial.
2. Mempertemukan kepentingan organisasi/ lembaga dengan
kepentingan public. Kepentingan organisasi/ lembaga dapat jadi jauh berbeda
dengan kepentingan public dan sebagainya, namun dapat juga kepentingan ini sedikit berbeda bahkan dapat juga kepentingan yang sama.
3. Mengevalusi program-program organisasi/ lembaga,
khususnya yang berkaitan dengan public. Tugas mengevalusi program manajemen ini mensyaratkan wewenang humas yang
tinggi dan luas. Humas bertugas untuk senantiasa memonitor semua
program.
E.
Kegiatan Humas
Kegiatan
merupakan implementasi dari tugas. Dengan demikian, kegiatan humas sebenarnya
adalah implementasi dari tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan
menjalankan fungsi dan peranannya secara menyeluruh.
Kegiatan
humas pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi dengan berbagai macam symbol
komunikasi, verbal maupun non verbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian
besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk
presentasi, menulis untuk pers atau (press
release), membuat rekomendasi, dan sebagainya. Sedangkan verbal lisan
antara lain jumpa pers, guest guide (open
house), announcer,present, desk
informatios, dan sebagainya.
Kegiatan komunikasi non verbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset atau penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
Kegiatan
komunikasi dapat pula berarti kegiatan dalam proses komunikasi itu sendiri.
Meliputi mencari informasi (fact fanding
melalui observasi, riset, ke perpustakaan, media
seeking, dan sebagainya). Kemudian mengolah informasi, meliputi mengedit,
merangkum, identifikasi, analisis data, dan sebagainya. Kemudian
mendistribusikan informasi baik secara verbal, tulis maupun verbal lisan, dan
non verbal. Semua itu adalah kegiatan berkomunikasi. Yakni kegiatan yang
berkaitan dengan proses pentransferan dan penerimaan ide, gagasan dan segala
macam informasi dengan tujuan tertentu.
Elizabeth G.
Ananto pernah melakukan penelitian di Indonesia terhadap 292 responden. Dari
hasil riset ternyata kegiatan terbesar humas adalah menulis, editing, media relations,
special events, berbicara, produksi, riset, programming, dan konseling (konsultasi). Sedangkan penggunaan waktu
terbesar petugas humas adalah koordinasi, perencanaan dan negoisasi.
Sementara
secara awam terlihat bahwa penanganan hubungan dengan pers juga merupakan
kegiatan yang paling kontiniu dan sering dilakukan petugas humas. Kegiatan
antara lain, jumpa pers, membuat dan mengirim pers
release, kunjungan pers, pers tour,
pers kliping, dan counter press.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang
Humas atau yang dikenal dengan nama seorang Public Relations memiliki peranan
yang amat besar dalam sebuah lembaga/ organisasi. Dikarenakan humas merupakan
jembatan yang menghubungkan sebuah lembaga/ organisasi terhadap publik. Humas
lah yang mengenalkan sebuah organisasi/ lembaga kepada publik dan masyarakat
luas. Humas juga berperan besar dalam kelangsungan sebuah lembaga/ organisasi
seperti sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah yang sedang dihadapi
oleh sebuah organisasi/ lembaga, sebagai penengah antar kedua belah pihak apabila
terjadi miss communication, ia juga
bisa menjadi sosok ahli yang dapat meberikan nasihat-nasihatnya kepada pimpinan
maupun anggotanya.
Humas
memiliki tujuan dan fungsi. Salahs atu tujuannya yaitu menciptakan saling
pengertian dan sikap saling percaya anar kedua belah pihak agar kedua belah
pihak dapat bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang tujuan yang
telah ditentukan. Dalam hal ini, humas tidak bersikap memihak pada salah satu
pihak, meskipun humas dimiliki dan dibayar oleh sebuah lembaga/ organisasi,
humas bersifat netral (tidak memihak). Karena humas juga bertujuan menciptakan
hubungan yang baik antara kedua belah pihak.
Dan kegiatan
humas itu sendiri merupakan penerapan seorang humas dalam menjalankan kegiatan
guna mencapai tujuan dan fungsi dari humas itu sendiri. Kegiatannya beraneka
macam, dapat berupa menulis proposal, menulis untuk presentasi, menulis untuk
pers, membuat rekomendasi, berbicara, konseling, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumasturi,
Frida. 2004 “Dasar-Dasar Humas”. Bogor: Ghalia Indonesia.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar