KOMUNIKASI
ORGANISASI
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya
organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam
suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi
arus komunikasi vertikal dan horizontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang
sangat tegas.
Pengertian Komunikasi Organisasi
Organisasi adalah suatu kumpulan
atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem
pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. DeVito (1997:337), menjelaskan
organisasi sebagai suatu kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai
tujuan tertentu.
Persepsi mengenai komunikasi organisasi perlu diketahui sebagai dasar untuk memahami apa yang dimaksud
dengan komunikasi organisasi.
1. Persepsi Redding dan Sanborn Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks. Yang termasuk bidang ini adalah:
a. komunikasi internal
b. hubungan manusia
c. hubungan persatuan pengelola
d. komunikasi downward (komunikasi
dari atasan kepada bawahan)
e. komunikasi upward (komunikasi dari bawahan kepada atasan)
f. komunikasi horizontal (komunikasi
dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi)
g. keterampilan berkomunikasi dan
berbicara, mendengarkan, menulis dan evaluasi program.
2.
Persepsi Katz dan
Kahn Komunikasi organisasi merupakan arus
informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.
3.
Persepsi Zelko dan
Dance Komunikasi organisasi adalah suatu
sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi
eksternal.
4.
Persepsi Thayer Dia memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu :
a. berkenaan dengan kerja
organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi
b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan
petunjuk
c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan
dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan dan latihan)
5.
Persepsi Greenbaunm
Bidang komunikasi organisasi termasuk arus
komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan
komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai
koordinasi pribadi dan tujuan organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.
Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi
organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
a.
Komunikasi organisasi terjadi
dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya
sendiri baik internal maupun eksternal.
b.
Komunikasi organisasi meliputi
pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
c.
Komunikasi organisasi meliputi
orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.
Komunikasi formal adalah komunikasi
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Jadi yang dimaksud dengan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual. Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan
sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari
unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Konsep Kunci Komunikasi Organisasi
Dari definisi tersebut terdapat tujuh konsep kunci yaitu :
1.
Proses
Suatu organisasi adalah
suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan
diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini
berjalan terus menerus tanpa henti maka dikatakan sebagai suatu proses.
2.
Pesan
adalah susunan simbol
yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi
dengan orang lain.
3.
Jaringan
Organisasi terdiri dari
satu seri orang yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam
organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang tersebut melewati suatu set jalan
kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
4.
Keadaan Saling Tergantung
Keadaan saling
tergantung antara satu bagaian dengan bagian lainnya telah menjadi sifat
dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian
dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagaian
lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem organisasi.
5.
Hubungan
Karena organisasi
merupakan sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu
terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam
organisasi yang menfokuskan kepada tingkahlaku komunikasi dari orang yang
terlibat dalam satu hubungan perlu dipelajari.
6.
Lingkungan
Yang dimaksud dengan
lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
7.
Ketidakpastian
adalah perbedaan
informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi
ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan di antara anggota,
penelitian, pengembangan organisasi dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks
dengan integritas yang tinggi.
Proses Komunikasi Organisasi
Masing-masing arus komunikasi mempunyai
perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam
buku Understanding Human Communication, mencoba menguraikan
masing-masing, Empat Dimensi Komunikasi organisasi tersebut yaitu:
1.
Downward
communication
Yaitu komunikasi yang
berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan
pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a.
Pemberian atau penyimpanan
instruksi kerja (job instruction)
b.
Penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c.
Penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d.
Pemberian motivasi kepada karyawan
untuk bekerja lebih baik.
2.
Upward
communication
Yaitu komunikasi yang
terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi
arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a.
Penyampaian informai tentang
pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b.
Penyampaian informasi tentang
persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan
c.
Penyampaian saran-saran perbaikan
dari bawahan
d.
Penyampaian keluhan dari bawahan
tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3.
Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang
setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a.
Memperbaiki koordinasi tugas
b.
Upaya pemecahan masalah
c.
Saling berbagi informasi
d.
Upaya pemecahan konflik
e.
Membina hubungan melalui kegiatan
bersama
4.
Interline
communication
Yaitu tindak komunikasi
untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf
biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya
tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat
banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang
lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan
kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
Gaya komunikasi organisasi
Gaya komunikasi (communication style)
didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi
yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau
tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu
gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender)
dan harapan dari penerima (receiver). Enam gaya komunikasi
menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss:
1.
The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan
ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa
dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.
2.
The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way traffic of communication)
3.
The Structuring style
Gaya komunikasi yang
berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan
guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan
serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi
perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang
berlaku dalam organisasi tersebut.
4.
The Dynamic style
Gaya
komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada
tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini
sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5.
The Relinguishing style
Gaya
komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol
orang lain.
6.
The Withdrawal style
Akibat yang muncul jika
gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada
keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang
dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian
style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal.
Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing
dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi
organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal
mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang
berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga
tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap
dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi
untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal
yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1) Atasan atau orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam
struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya. Namun demikian,
sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a.
Keabsahan
pimpinan dalam penyampaikan perintah.
b.
Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
c.
Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima
bawahan.
2)
Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi
Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi
Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas
ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
Pendekatan
komunikasi organisasi
Untuk melihat komunikasi yang
terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi
dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam berinteraksi, organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti :
a. Memproses informasi dan lingkungan
b. Mengadakan identifikasi
c. Melakukan intergrasi dengan
organisasi lain
d. Menentukan tujuan organisasi
2. Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama menfokuskan
kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi
yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok
seperti :
a.
Komunikasi untuk pemberian orientasi dan
latihan
b.
Komunikasi untuk melibatkan anggota
kelompok dalam tugas kelompok
c.
Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi
d.
Komunikasi dalam mensupervisi dan
pengarahan pekerjaan
e.
Komunikasi untuk mengetahui rasa
kepuasan kerja dalam organisasi
3. Pendekatan individual
berpusat pada tingkahlaku komunikasi
individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua
pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya.
Ada beberapa bentuk komunikasi individual :
a. Berbicara
pada kelompok kerja
b. Menghadiri
dan berinteraksi dalam rapat-rapat
c. Menulis dan mengonsep surat
d. Berdebat untuk suatu usulan
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar